Legenda Terbentuknya Sendang Bulusan


Cerita terbentuknya Sendang Bulusan sebenarnya terdapat dalam sebuah buku besar sejarah desa Jipang. Karena adanaya suatu peristiwa, buku tersebut hilang dan peristiwa tersebut tidak boleh saya ungkapkan pesan Mbah Waji ( kuncen Sendang Bulusan ). Tapi peristiwa tersebut diketahui oleh seluruh sesepuh desa tersebut. Dari kesepakatan sesepuh desa, maka dibuatlah ringkasan ulang tentang terbentuknya Sengang Bulusan. Jadi Cerita ini hanya saya ketik ulang berdasarkan rinkasan yang  telah ada saat ini. Berikut ceritanya. ( Part 1 )

Zaman dulu di pulau Jawa ada seorang Waliyulloh bernama Sunan Kalijaga ( R. Sahid ) yang bertugas mengembangkan agama Islam di pulau Jawa. Pada waktu sunan Kalijaga mengembangkan agama, dia ingin menyucikan raga di dalam hutan.

Di dalam hutan dia bertemu dengan seorang durhaka ( begal ) bernama Ki Dudo. Ki Dudo ingin merampas semua harta dan pakaian yang dipakai oleh sunan Kalijaga, namun Ki Dudo kalah dalam pertarungan dan ingin menjadi murid sunan Kalijaga. Keinginan Ki Dudo disetujui oleh sunan Kalijaga. Ki Dudo diuji oleh sunan Kalijaga untuk menjaga tongkatnya yang ditancapkan ke dalam tanah sampai beberapa waktu.


Setelah dijalani beberapa hari, oleh karena sunan Kalijaga tidak kunjung datang tergeraklah hati Ki Dudo untuk mencabut tongkat tersebut karena Ki Dudo sudah merasa sangat lelah dan haus. Setelah tongkat dicabut ternyata terjadi sebuah keajaiban Tuhan, tanah yang ditancapi tongkat tersebut mengeluarkan air yang sangat jernih sehingga dapat diminum oleh Ki Dudo. Setelah meminum air tersebut datanglah sunan Kalijaga dan beliau bertanya kepada Ki Dudo apakah setelah beliau meninggalkannya beberapa hari yang lalu telah terjadi suatu kejadian. Ki Dudo menjawab dengan tulus bahwa tongkat yang disuruh menjaga telah dicabut dan mengeluarkan air jernih dan Ki dudo telah meminum air tersebut untuk menghilangkan rasa hausnya. Spontan pada waktu itu sunan Kalijaga marah dan berkata pada Ki Dudo " Kalau begitu kamu bukan manusia tapi Bulus ". Seketika itu juga Ki Dudo berubah menjadi seekor bulus. Sunan Kalijaga menetapkan Ki Dudo yang telah berubah menjadi bulus tersebut untuk berdiam di dalam air dari bekas tancapan tongkat dan pada akhirnya menjadi sendang.

Pada waktu zaman Arya Pinangsang gugat, dia disuruh bertapa di dalam hutan. Di dalam hutan tersebut Arya Pinangsang melihat sebuah sendang yang sangat jernih airnya dan di dalam sendang tersebut ada seekor bulus jantan. Melihat bulus jantan tersebut Arya Pinangsang tergerak hatinya untuk mengambilkan bulus betina dari daerahnya di desa Jipang Palonan. Tujuan arya Pinangsang mengambil bulus betina tersebut supaya bulus tersebut dapat berkembang biak. Pada waktu mengambil bulus betina itu Arya Pinangsang juga turut serta mengajak dua orang abdi yang bernama Kaki Keras dan Nini Keras untuk menjaga sendang tersebut. Dan pada waktu itu juga Arya Pinangsang bersabda bahwa tipak tilas dia setelah tempat ini menjadi rejo jadilah desa Jipang. Untuk mengenang jasa dan juga menghormati sendang tersebut bahwa siapa saja yang punya hajat kerja agar memberi makan bulus tersebut  yang berupa jenang dan berjumlah 44 bungkus. 44 bungkus mengandung arti bahwa sendang tersebut merupakan hasil karya dari 4 orang yaitu :
  1.  Sunan Kalijaga
  2.  Arya Pinangsang
  3.  Kaki Keras
  4.  Nini Keras 
Sehingga terjadilah desa dan dinamakan desa Jipang sampai sekarang. 

Semoga, Catatan ini dapat menambah wawasan. "Amin"
Silahkan beri Komentar,,,!!!!


EmoticonEmoticon