Adat Lebaran Kecil Di Jawa ( Kupatan )

Mendengar kata Ketupat tentunya masyarakat indonesia sudah tidak asing lagi. Banyak sekali digambarkan distasiun televisi bila mendekati Hari Raya Idul Fitri. Tradisi ini adalah tradisi dari Jawa. Tradisi Kupatan memang sudah mendarah daging bagi masyarakat jawa saat hari raya Idul Fitri. Masyarakat Jawa mengangap Kupatan sebagai lebaran Kecil ada juga yang menyebut Bodo Kecil / Kecilan. Tradisi ini sudah berlangsung ratusan tahun lalu dan terus diwariskan secara turun temurun.

Riwayat singkat menjelaskan, tradisi ini merupakan buah karya dari Wali Songo (penyebar agama Islam ditanah Jawa) sebagai kulturasi agama dan budaya setempat. Pasalnya pada waktu itu, siar agama islam yang dilakukan wali songo, tidaklah mudah untuk diterima masyarakat, maka Wali Songo melakukan cara yang kiranya bisa diterima masyarakat dan salah satunya adalah Ketupat.

Secara filosofis Ketupat memiki makna yang mendalam. Kupatan dalam bahasa Jawa berarti "ngaku lepat" yang berarti mengakui kesalahan. Mengandung makna bahwa manusia diperintahkan untuk mengakui kesalahannya, saling memaafkan dengan adanya tradisi silaturrahim ke rumah sanak saudara dan tetangga saat Hari Raya Idul Fitri. Kupat dalam bahasa Arab dari kata "kuffat" yang berarti sudah cukup harapan. Setelah berpuasa selama 1 bulan lebaran ( 1 Syawal ) puasa 6 hari tgl 2-7 Syawal, maka orang-orang yang kuffat merasa cukup ibadahnya bagaikan puasa 1 tahun penuh. Janur sebagai bungkus ketupat berasal bahasa Arab dari kata "ja a nur" yang berarti telah datang cahaya. Makna yang terkandung adalah bahwa umat muslim mengharapkan datangnya cahaya dari Allah SWT yang senantiasa membimbing mereka pada jalan kebenaran (jalan yang terang) yang diridhai oleh Allah SWT. Anyaman / ikatan janur melambangkan perbedaan yang menjadi satu dan Ketupat yang diisi beras dimasak sampai padat menggumpal "kempel" seperti lontong, memiliki makna keakrapan kebersamaan dan kemakmuran. Bentuk ketupat adalah segiempat, empat sudut bertemu pada satu titik diagonal menjadi simbol cara pandang "kiblat papat lima pancer" yang menegaskan adanya hamonisasi dan keseimbangan alam, ( pusat bumi dari empat penjuru yang menuju satu arah tujuan )

Kupatan dilaksanakan pada hari ke-8. beberapa wilayah tradisi ini memang sangat besar, seperti di pesisir utara Jawa, dan daerah lain di jawa sebagai wujud syukur, atas limpahan rahmat Allah SWT. Ada juga di beberapa wilayah, pada lebaran kecil ini menggantungkan Ketupat diatas pintu, sebagai simbol penghormatan terhadap leluhurnya.

Saat Kecilan / Kupatan inilah masyarakat jawa mulai berlibur bersama keluarga, teman bahkan ada yang satu kampung berwisata bersama. Saat Kecilan / Kupatan dijamin takkan ada tempat wisata yang sepi disekitar jawa, termasuk juga obyek wisata lokal bahkan obyek wisata tersembunyi sekalipun pasti akan dipadati pengunjung.
Semoga bermanfaat,,,!! Terimakasih.


EmoticonEmoticon